Senin, 20 April 2015

LEADERSHIP

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia itu sendiri memerlukan manusia lainnya atau kelompok serta lingkungan untuk saling berintegrasi mencapai apa yang dibutuhkan sesamanya. Manusia hidup berkelompok, baik dalam berkelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Karena untuk menciptakan kondisi kehidupan yang seperti itu harus saling menghormati dan menghargai sesamanya serta menjaga keteraturan dalam kehidupan setiap insan. Yang demikian agar selalu dijaga karena sebagai tugas manusia itu sendiri.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugrahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungannya dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang dikelola, tetapi juga kehidupan sosialnya. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemipin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

B.   Rumusan Masalah

1.                   Pengertian Leadership
2.                   Pengertian Manajemen
3.                   Pengertian Pemimpin
4.                   Model – Model Kepemimpinan
5.                   Tipe – Tipe Kepemimpinan
6.                   Hubungan dan Perbedaan antara Leadership dan Manajemen

C.   Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui pengertian dan unsur – unsur apa saja yang terdapat dalam ladership/kepemimpinan, pemimpin, manajemen serta mengetahui hubungan dan perbedaan antara leadership dan manajemen itu sendiri.







BAB II
PEMBAHASAN

1.                  Pengertian Leadership
Leadership atau kepemimpinan mempunyai arti yang luas yang tentunya digunakan oleh setiap orang dan tidak terbatas oleh suatu organisasi tertentu saja. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkanpara pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task related activities of groupmembers. Kepemimpinanadalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi paraanggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin(2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses,dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yangdilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakanpengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atauyang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu
menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut,kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorangpemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memilikikemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.

Selain itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan
ini, yaitu:
1.      Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24)
2.      Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411)
3.      Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan beradadi atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn, 1978:528)
4.      Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
5.      Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
6.      Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yangefektif terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
7.      Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas - aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atauorganisasi (Yukl, 1994:2)








2.                  Pengertian Manajemen

Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda – beda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi dan sebagainya. Beberapa ahli berpendapat tentang manajemen, yaitu:

a.       George T. Terry, manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.      John D. Millet, manajemen sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang di organisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan tertentu.
c.       James A.F Stoner dan Charles Wankel manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
d.      Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
e.       H.B. Siswanto, manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
f.       T.H. Handoko, manajemen adalah bekerja dengan orang – orang untuk menentukan menginterpretasikan dan mencapai tujuan – tujan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan, pengorganisasian, personalia, kepemimpinan dan pengawasan.

3.                  Pengertian Pemimpin

Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi oranglain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:
-          Loyality, yaitu seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
-          Educate, yaitu seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
-          Advice, yaitu memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
-          Discipline, yaitu memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

·         Tugas Pemimpin
Menurut James A.F. Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1.      Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satunya dengan atasan, staf, teman kerja atau atasan lain dalam organisasi di sekitarnya ataupun organisasi lainnya.
2.      Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
Seorang pemimpin bertanggungjawabkan untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.      Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas – tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.      Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5.      Manajer adalah forcing mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.      Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seseorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.      Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

·         Peran Pemimpin
Menurut pendapat Henry Mintzberg, peran pemimpin adalah:

1.      Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2.      Fungsi peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3.      Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

·         Kriteria Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

1.      Pengaruh: seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang – orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang impian. Pengaruh ini menjadikan sang pemipin diikuti dan membuat oranglain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin.
2.      Kekuasaan/power: seorang pemimpin umumnya diikuti oleh oranglain karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat oranglain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Hal tersebut menjadikan oranglain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa – apa.
3.      Wewenang
Wewenang sendiri dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan sesuatu hal/kebajikan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pemimpin apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
4.      Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada dibelakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.

·         Pemimpin Sejati
Empat kriteria pemimpin sejati yaitu:

1.      Visioner
Punya tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan hidup anda adalah poros hidup anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2.      Sukses bersama
Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bagi dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang – orang yang dipimpin bersama – sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3.      Mau terus menerus belajar dan diajar
Banyak hal yang dipelajari oleh setiap pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajarkan baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman diri dan orang – orang lain adalah penting bagi seorang pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku – buku bermutu dan bacaan atau bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para pemimpin akan mendorong skill kepemimpinan akan meningkat.
4.      Mempersiapkan calon pemimpin masa depan
Pemimpin sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang pemimpin sejati. Dibidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini seorang pemimpin sejati pasti dikatakan sukses jika ia mampu menyalurkan para pemimpin muda lainnya.

·         Persyaratan Pemimpin
Dalam Islam, seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat, sebagai berikut yaitu:

1.      Shiddiq artinya jujur, benar, berintegrasi tinggi dan terjaga dari kesalahan.
2.      Fathonah artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan profesional.
3.      Amanah artinya dapat dipercaya
4.      Tabligh artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan dan komunikatif.




4.         Model – Model Kepemimpinan
-          Model Kontigensi Fiedler
Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya.Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin.Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power). Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin.Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions).

-          Model Kepemimpinan Vroom – Jago
Model kepemimpinan ini menetapkan prosedur pengambilan keputusan yang paling efektif dalam situasi tertentu. Dua gaya kepemimpinan yang disarankan adalah autokratis dan gaya konsultatif, dan satu gaya berorientasi keputusan bersama. Dalam pengembangan model ini, Vroom dan Yetton membuat beberapa asumsi yaitu:
a)         Model ini harus dapat memberikan kepada para pemimpin, gaya yang harus dipakai dalam berbagai situasi.
b)         Tidak ada satu gaya yang dapat dipakai dalam segala situasi.
c)         Fokus utama harus dilakukan pada masalah yang akan dihadapi dan situasi dimana masalah ini terjadi.
d)         Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam satu situasi tidak boleh membatasi gaya  yang dipakai dalam situasi yang lain.
e)         Beberapa proses social berpengaruh pada tingkat partisipasi dari bawahan dalam pemecahan masalah.

-          Model Kepemimpinan Jalur Tujuan
Model kepemimpinan jalur tujuan (path goal) menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi eksperimental. Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan  model-model sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.

-          Model Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard
Pendekatan situasional menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan suatu teori yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas organisasi dan manajemen yang bersifat universal, dan pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu. Lebih lanjut Yukl menjelaskan bahwa pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pimpinan, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut.Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa pada dasarnya pendekatan kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan yang khusus dari sangat direktif, partisipatif, supportif sampai laissez-faire. Perilaku mana yang paling efektif tergantung pada kemampuan dan kesiapan pengikut. Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada sampai dimana pengikut memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Namun, pendekatan situasional dari Hersey dan Blanchard ini menurut Kreitner dan Kinicki (2005) tidak didukung secara kuat oleh penelitian ilmiah, dan inkonsistensi hasil penelitian mengenai kepemimpinan situasional ini dinyatakan oleh Kreitner dan Kinicki (2005) dalam berbagai penelitian sehingga pendekatan ini tidaklah akurat dan sebaiknya hanya digunakan dengan catatan-catatan khusus.

5.                  Tipe – Tipe Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai tipe – tipe yang menjadi ciri khas dalam bersikap dan memimpin lingkungan dan organisasi tertentu, yaitu: 

1.      Tipe Otokratik, diilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yangsangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan sikap yangmenonjol ”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
-          Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alatlain didalam organisasi, seperti mesin dan dengan demikian kurangmenghargai harkat dan martabat mereka.
-          Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpamengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan parabawahannya.
-          Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.

2.      Tipe Paternalistik, tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yangbersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utamamasyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokohtokohadat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikapkebersamaan.

3.      Tipe Kharismatik, tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteriakepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitudaya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yangjumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orangtersebut dikagumi.


4.      Tipe Laissez Faire, pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancardengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yangsudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran – sasaranapa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masinganggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

5.      Tipe Demokratis
-          Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selakukoordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
-          Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupasehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidakbisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
-          Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
-          Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkatdan martabat manusia.


6.                  Hubungan dan Perbedaan antara Leadership dan Manajemen
Berdasarkan ruang lingkup, leadership atau kepemimpinan dan manajemen tersebut, tidak menutup kemungkinan memiliki kesamaan dan perbedaan dalam hal implementasinya. Kesamaanya adalah bahwa antara leadership/kepemimpinan dan manajemen kedudukannya berada dalam organisasi, sedangkan perbedaannya yaitu kepemimpinan adalah sifat atau jiwanya sedangkan manajemen adalah seni, ilmu dan prosesnya. Jika seseorang sudah berkeinginan memengaruhi orang lain untuk tujuannya, berarti telah terjadi kegiatan kepemimpinan. Pemimpin adalah orangnya sedangkan kepemimpinan adalah kemampuannya.Pemimpin dan kepemimpinan mempunyai arti penting dalam sebuah kelompok jika terjadi masalah, dalam mengatasi masalah, mengatasi resiko, konflik, atau perselisihan di antara orang - orang dalam kelompoknya. Disinilah peran pemimpin sangat dibutuhkan untuk meletakkan pondasi usaha dan manajemen yang baik.Kepemimpinan terkadang diartikan sebagai pemegang kekuasaan, pembuat keputusan serta inisiatif agar tujuan organisasi bisa tercapai dengan baik.



Perbedaan kepemimpinan (leadership) dan (management) ada pada cara dan kegiatannya untuk mewujudkan sebuah tujuan. Dan dapat disimpulkan sebagai berikut.

-          Manajemen adalah suatu kegiatan, cara, dan proses untuk mengorganisasi, mempromosikan, merencanakan, dan mengendalikan kelompok agar tujuannya bisa tercapai dengan baik. Singkatnya, manajemen merupakan proses pencapaian tujuan organisasi melaui usaha orang lain.
-          Manajer adalah orang yang senantiasa memikirkan kegiatanmanajemen untuk mencaai tujuan organisasi, orang lain atau bawahannya.
-          Kepemimpinan adalah kemampuan (seni dan ilmu) dari orang yang berusaha untuk memengaruhi perilaku.
-          Pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan (seni dan ilmu) kepemimpinan.

Seorang manajer juga seorang pemimpin, namun seorang pemimpin belum tentu seorang manajer.


































BAB III
PENUTUP

A.                 KESIMPULAN

Diantara keduanya terdapat perbedaan yang penting untuk dipahami. Kepemimpinan mempunyai pengertian yang sedikit lebih luas dibandingkan dengan manajemen karena kepemimpinan bisa digunakan setiap orang dan tidak terbatas dalam suatu organisasi tertentu saja. Sedangkan manajemen merupakan kepemimpinan yang dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dengan pemikiran suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).


B.                 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.














DAFTAR PUSTAKA

Suwatno dan Juni Priansa, Donni. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Alfabeta. Bandung
S. Schuler, Randall dan E. Jackson, Susan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga. Jakarta