BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia itu sendiri memerlukan manusia lainnya
atau kelompok serta lingkungan untuk saling berintegrasi mencapai apa yang
dibutuhkan sesamanya. Manusia hidup berkelompok, baik dalam berkelompok besar
maupun dalam kelompok kecil.Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah.
Karena untuk menciptakan kondisi kehidupan yang seperti itu harus saling
menghormati dan menghargai sesamanya serta menjaga keteraturan dalam kehidupan
setiap insan. Yang demikian agar selalu dijaga karena sebagai tugas manusia itu
sendiri.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang
paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Tuhan lainnya. Manusia di
anugrahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana
yang baik dan buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungannya dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang dikelola, tetapi juga
kehidupan sosialnya. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemipin, manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif
pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Pengertian
Leadership
2.
Pengertian
Manajemen
3.
Pengertian
Pemimpin
4.
Model
– Model Kepemimpinan
5.
Tipe
– Tipe Kepemimpinan
6.
Hubungan
dan Perbedaan antara Leadership dan Manajemen
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui pengertian dan unsur –
unsur apa saja yang terdapat dalam ladership/kepemimpinan, pemimpin, manajemen
serta mengetahui hubungan dan perbedaan antara leadership dan manajemen itu
sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Leadership
Leadership
atau kepemimpinan mempunyai arti yang luas yang tentunya digunakan oleh setiap
orang dan tidak terbatas oleh suatu organisasi tertentu saja. Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkanpara pegawai dalam
melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana
didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the
process of directing and influencing the task related activities of
groupmembers. Kepemimpinanadalah
proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi paraanggota dalam hal berbagai
aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin(2000) membagi
pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses,dan sebagai
atribut. Sebagai proses,
kepemimpinan difokuskan kepada apa yangdilakukan oleh para pemimpin, yaitu
proses di mana para pemimpin menggunakanpengaruhnya untuk memperjelas tujuan
organisasi bagi para pegawai, bawahan, atauyang dipimpinnya, memotivasi mereka
untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu
menciptakan suatu budaya
produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut,kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorangpemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan
sebagai seorang yang memilikikemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima
dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
Selain
itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan
ini, yaitu:
1.
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa
tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24)
2.
Kepemimpinan
adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan
interaksi (Stogdill, 1974:411)
3.
Kepemimpinan
adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan beradadi atas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn,
1978:528)
4.
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah
pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
5.
Kepemimpinan
adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)terhadap usaha
kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan
untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
6.
Para
pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yangefektif
terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya
(Hosking, 1988:153)
7.
Kepemimpinan
sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja
dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas - aktifitas
serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atauorganisasi (Yukl, 1994:2)
2.
Pengertian
Manajemen
Istilah
manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda –
beda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan,
kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi dan sebagainya. Beberapa
ahli berpendapat tentang manajemen, yaitu:
a.
George
T. Terry, manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu
maupun seni, agar dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. John D. Millet, manajemen sebagai
suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang di
organisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan tertentu.
c. James A.F Stoner dan Charles
Wankel manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh
sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
d. Paul Hersey dan Kenneth H.
Blanchard, manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
e. H.B. Siswanto, manajemen adalah
seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan terhadap orang
dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
f. T.H. Handoko, manajemen adalah
bekerja dengan orang – orang untuk menentukan menginterpretasikan dan mencapai
tujuan – tujan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perencanaan,
pengorganisasian, personalia, kepemimpinan dan pengawasan.
3.
Pengertian
Pemimpin
Dalam
bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja,
tua-tua dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks
hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi
oranglain dengan berbagai cara.
Istilah
pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin
jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang
mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:
-
Loyality,
yaitu seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
-
Educate,
yaitu seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
-
Advice,
yaitu memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
-
Discipline,
yaitu memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.
·
Tugas Pemimpin
Menurut James
A.F. Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.
Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk bekerja dengan orang
lain, salah satunya dengan atasan, staf, teman kerja atau atasan lain dalam
organisasi di sekitarnya ataupun organisasi lainnya.
2.
Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
Seorang pemimpin bertanggungjawabkan untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas – tugasnya kepada staf. Kemudian
pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif dan menyelesaikan masalah
secara efektif.
4.
Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis
dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya
dengan pekerjaan lain.
5.
Manajer adalah forcing mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh
karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.
Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seseorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan
kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim
atau organisasinya.
7.
Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
·
Peran Pemimpin
Menurut pendapat
Henry Mintzberg, peran pemimpin adalah:
1.
Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya
sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
2.
Fungsi peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan
juru bicara.
3.
Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha,
penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
·
Kriteria Pemimpin
Pimpinan yang
dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
1.
Pengaruh: seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang
– orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang impian. Pengaruh ini
menjadikan sang pemipin diikuti dan membuat oranglain tunduk pada apa yang
dikatakan sang pemimpin.
2.
Kekuasaan/power: seorang pemimpin umumnya diikuti oleh
oranglain karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat oranglain menghargai
keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin,
tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Hal tersebut menjadikan
oranglain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu
mereka tidak dapat berbuat apa – apa.
3.
Wewenang
Wewenang sendiri dapat diartikan sebagai hak yang diberikan
kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan sesuatu
hal/kebajikan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh
pemimpin apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tugas tanpa perlu campur tangan dari sang
pemimpin.
4.
Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan/power, dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki
pengikut yang berada dibelakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang
dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada.
Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak
dapat berdiri sendiri.
·
Pemimpin Sejati
Empat kriteria
pemimpin sejati yaitu:
1.
Visioner
Punya tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa
para pengikutnya. Tujuan hidup anda adalah poros hidup anda. Andy Stanley dalam
bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas,
kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan
sebuah kepemimpinan.
2.
Sukses bersama
Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bagi dirinya
sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong
orang – orang yang dipimpin bersama – sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3.
Mau terus menerus belajar dan diajar
Banyak hal yang dipelajari oleh setiap pemimpin jika ia mau
terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati
yang mau diajarkan baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari
pengalaman diri dan orang – orang lain adalah penting bagi seorang pemimpin.
Memperlengkapi diri dengan buku – buku bermutu dan bacaan atau bahan yang positif
juga bergaul akrab dengan para pemimpin akan mendorong skill kepemimpinan akan
meningkat.
4.
Mempersiapkan calon pemimpin masa depan
Pemimpin sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan
melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin
saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang pemimpin
sejati. Dibidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini seorang pemimpin
sejati pasti dikatakan sukses jika ia mampu menyalurkan para pemimpin muda
lainnya.
·
Persyaratan Pemimpin
Dalam Islam,
seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat, sebagai berikut yaitu:
1.
Shiddiq artinya jujur, benar, berintegrasi tinggi dan terjaga
dari kesalahan.
2.
Fathonah artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan
profesional.
3.
Amanah artinya dapat dipercaya
4.
Tabligh artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran,
tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan dan komunikatif.
4. Model – Model Kepemimpinan
-
Model Kontigensi Fiedler
Model kepemimpinan
Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut
beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok
tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian
situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya.Menurut Fiedler,
ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor
ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin.Ketiga faktor tersebut adalah
hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas
(the task structure) dan kekuatan posisi (position power). Hubungan antara
pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan
disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk
pemimpin.Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam
organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi
tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang
baku.Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan
yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk
menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka
masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin
(misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan,
promosi dan penurunan pangkat (demotions).
-
Model Kepemimpinan Vroom – Jago
Model kepemimpinan ini
menetapkan prosedur pengambilan keputusan yang paling efektif dalam situasi
tertentu. Dua gaya kepemimpinan yang disarankan adalah autokratis dan gaya
konsultatif, dan satu gaya berorientasi keputusan bersama. Dalam pengembangan
model ini, Vroom dan Yetton membuat beberapa asumsi yaitu:
a) Model ini harus dapat memberikan kepada
para pemimpin, gaya yang harus dipakai dalam berbagai situasi.
b) Tidak ada satu gaya yang dapat dipakai
dalam segala situasi.
c) Fokus utama harus dilakukan pada
masalah yang akan dihadapi dan situasi dimana masalah ini terjadi.
d) Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam
satu situasi tidak boleh membatasi gaya yang
dipakai dalam situasi yang lain.
e) Beberapa proses social berpengaruh pada
tingkat partisipasi dari bawahan dalam pemecahan masalah.
-
Model
Kepemimpinan Jalur Tujuan
Model kepemimpinan
jalur tujuan (path goal) menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin terhadap
persepsi bawahan mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalur
pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi eksperimental.
Model kepemimpinan ini dipopulerkan oleh Robert House yang berusaha memprediksi
ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.Menurut Path-Goal Theory, dua
variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah
karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi
seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan
kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan model-model sebelumnya
dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini
belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling
efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel
situasional.
-
Model Kepemimpinan Situasional
Hersey-Blanchard
Pendekatan situasional
menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi, mengemukakan dan
mencoba untuk mengukur atau memperkirakan ciri-ciri pribadi ini, dan membantu
pimpinan dengan garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada
kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.Pendekatan
situasional atau pendekatan kontingensi merupakan suatu teori yang berusaha
mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan adanya asas-asas
organisasi dan manajemen yang bersifat universal, dan pandangan yang
berpendapat bahwa tiap organisasi adalah unik dan memiliki situasi yang
berbeda-beda sehingga harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tertentu. Lebih
lanjut Yukl menjelaskan bahwa pendekatan situasional menekankan pada pentingnya
faktor-faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit
pimpinan, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut.Robbins
dan Judge (2007) menyatakan bahwa pada dasarnya pendekatan kepemimpinan
situasional dari Hersey dan Blanchard mengidentifikasi empat perilaku
kepemimpinan yang khusus dari sangat direktif, partisipatif, supportif sampai
laissez-faire. Perilaku mana yang paling efektif tergantung pada kemampuan dan
kesiapan pengikut. Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada
sampai dimana pengikut memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan
tugas tertentu. Namun, pendekatan situasional dari Hersey dan Blanchard ini
menurut Kreitner dan Kinicki (2005) tidak didukung secara kuat oleh penelitian ilmiah,
dan inkonsistensi hasil penelitian mengenai kepemimpinan situasional ini
dinyatakan oleh Kreitner dan Kinicki (2005) dalam berbagai penelitian sehingga
pendekatan ini tidaklah akurat dan sebaiknya hanya digunakan dengan
catatan-catatan khusus.
5.
Tipe
– Tipe Kepemimpinan
Kepemimpinan
mempunyai tipe – tipe yang menjadi ciri khas dalam bersikap dan memimpin
lingkungan dan organisasi tertentu, yaitu:
1.
Tipe
Otokratik, diilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang
otokratik adalah seorang yangsangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan
menunjukkan sikap yangmenonjol ”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
-
Kecenderungan memperlakukan para
bawahannya sama dengan alat-alatlain didalam organisasi, seperti mesin dan
dengan demikian kurangmenghargai harkat dan martabat mereka.
-
Pengutamaan orientasi terhadap
pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpamengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan
kepentingan dan kebutuhan parabawahannya.
-
Pengabaian peran para bawahan dalam
proses pemgambilan keputusan.
2. Tipe Paternalistik,
tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yangbersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utamamasyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat
kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan,
sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokohtokohadat, para ulama
dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikapkebersamaan.
3. Tipe
Kharismatik, tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada
tentang kriteriakepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang
khas yaitudaya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut
yangjumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orangtersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire, pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi
akan berjalan lancardengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari
orang-orang yangsudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran – sasaranapa yang ingin dicapai, tugas yang harus
ditunaikan oleh masing-masinganggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
5. Tipe Demokratis
-
Pemimpin yang demokratik biasanya
memandang peranannya selakukoordinator dan integrator dari berbagai unsur dan
komponen organisasi.
-
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi
harus disusun sedemikian rupasehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam
tugas dan kegiatan yang tidakbisa tidak harus dilakukan demi tercapainya
tujuan.
-
Melihat kecenderungan adanya pembagian
peranan sesuai dengan tingkatnya.
-
Memperlakukan manusia dengan cara yang
manusiawi dan menjunjung harkatdan martabat manusia.
6.
Hubungan
dan Perbedaan antara Leadership dan Manajemen
Berdasarkan
ruang lingkup, leadership atau kepemimpinan dan manajemen tersebut, tidak
menutup kemungkinan memiliki kesamaan dan perbedaan dalam hal implementasinya.
Kesamaanya adalah bahwa antara leadership/kepemimpinan dan manajemen
kedudukannya berada dalam organisasi, sedangkan perbedaannya yaitu kepemimpinan
adalah sifat atau jiwanya sedangkan manajemen adalah seni, ilmu dan prosesnya. Jika seseorang sudah berkeinginan memengaruhi orang lain
untuk tujuannya, berarti telah terjadi kegiatan kepemimpinan. Pemimpin adalah
orangnya sedangkan kepemimpinan adalah kemampuannya.Pemimpin dan kepemimpinan
mempunyai arti penting dalam sebuah kelompok jika terjadi masalah, dalam
mengatasi masalah, mengatasi resiko, konflik, atau perselisihan di antara orang
- orang dalam kelompoknya. Disinilah peran pemimpin sangat dibutuhkan untuk
meletakkan pondasi usaha dan manajemen yang baik.Kepemimpinan terkadang
diartikan sebagai pemegang kekuasaan, pembuat keputusan serta inisiatif agar
tujuan organisasi bisa tercapai dengan baik.
Perbedaan
kepemimpinan (leadership) dan (management) ada
pada cara dan kegiatannya untuk mewujudkan sebuah tujuan. Dan dapat disimpulkan
sebagai berikut.
-
Manajemen
adalah suatu kegiatan, cara, dan proses untuk mengorganisasi, mempromosikan,
merencanakan, dan mengendalikan kelompok agar tujuannya bisa tercapai dengan
baik. Singkatnya, manajemen merupakan proses pencapaian tujuan organisasi
melaui usaha orang lain.
-
Manajer
adalah orang yang senantiasa memikirkan kegiatanmanajemen untuk mencaai tujuan
organisasi, orang lain atau bawahannya.
-
Kepemimpinan
adalah kemampuan (seni dan ilmu) dari orang yang berusaha untuk memengaruhi
perilaku.
-
Pemimpin
adalah orang yang mempunyai kemampuan (seni dan ilmu) kepemimpinan.
Seorang
manajer juga seorang pemimpin, namun seorang pemimpin belum tentu seorang
manajer.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Diantara
keduanya terdapat perbedaan yang penting untuk dipahami. Kepemimpinan mempunyai
pengertian yang sedikit lebih luas dibandingkan dengan manajemen karena
kepemimpinan bisa digunakan setiap orang dan tidak terbatas dalam suatu
organisasi tertentu saja. Sedangkan manajemen merupakan kepemimpinan yang
dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dengan pemikiran suatu
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau
jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang
dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
B.
SARAN
Sangat
diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.
Jika saja
Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Suwatno
dan Juni Priansa, Donni. 2011. Manajemen
SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Alfabeta. Bandung
S.
Schuler, Randall dan E. Jackson, Susan. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Erlangga. Jakarta